Pulang kalau musim liburan

Apa ada orang tua yang seperti ini? Yang anaknya pulang kalau musim liburan. Mungkin anaknya disekolahkan di sekolah yang memiliki asrama. Anaknya pulang kalau musim libur tiba. Jadi 1 tahun hanya 2 x pulang ke rumah.

Saya pribadi memilih lebih baik anakku tiap hari pulang ke rumah. Saya juga memilih sekolah yang dekat dengan rumah, yang jalan kaki sampai.

For your note, saya bukan pecinta anak-anak namun juga bukan benci dengan kehadiran anak-anak.

Saya juga memiliki trauma masa kecil yang berhubungan dengan anak. Saya lahir di keluarga besar. Saya pribadi memiliki 6 saudara. Dan bayangkan rame sekali dalam rumah. Kebetulan saya juga anak tertua yang mendapat anugrah mengurus adik-adik. Kebagian juga kerjaan rumah mulai dari masak, nyuci piring nyuci baju sampai nyapu dan ngepel rumah.

Saya sih tidak benci dengan kehadiran adik-adik. Saya tidak menganggap kasih sayang orang tua ke saya berkurang. Yang kulihat ya, mereka masih kecil dan tidak paham apa pun. Yo wes, buat apa dianggap musuh atau saingan. Ya disayangi sebagaimana mestinya.

Mungkin kadar cemburu di hatiku itu kecil atau prinsip orang tua yang teguh dengan prinsip, ” Semua anak mendapat bagian yang sama. ” Jadi saat ada makanan enak, semua pasti dapat. Kalau sedang keluar, ya bagian yang belum pulang itu tetap disimpankan. Sehingga tidak ada yang khawatir jatahnya hilang atau mesti rebutan. Kami diajarkan berbagi.

Teringatku, bapakku punya ayam yang bisa bertelur. Dikumpulkan telurnya sampai ada 9 butir baru dibagi satu orang satu butir. Sebelum genap 9, telur itu disimpan. Ayamnya bertelur 1 butir per hari. Kok 9? Ya, 7 anak dan papa mama itu kan 9 jumlahnya.

Saya pernah melihat fenomena dimana ada sebagian orang tua yang menganggap anak sebagai beban. Sehingga ada yang dimasukkan ke asrama. Kalau anaknya telepon, orangtua itu anggapnya ya mau minta uang jajan. Padahal, mungkin anak sedang kangen rumah aja.

Merinding saat baca ada anak asrama yang akhirnya meninggal karena saat dia WA ke mamanya, mamanya malah minta ia mengerti kalau mamanya punya adik bayi dan mesti kerja.

Woy. Bu..Keputusan memiliki anak itu keputusanmu. Anak yang dikau asramakan itu umurnya baru 14 tahun. Masih muda, masih perlu kasih sayangmu. Malah dikau pula yang minta dia mengerti. Terakhir, malah anakmu pergi ke surga dan dirimu yang berkoar-koar.

IniĀ  tipikal ibu yang punya anak tapi beda bapak. Sekedar informasi, ibu ini punya anak 3. Umur ibu ini 38, anak pertama 22, anak kedua 14, anak ketiga bayi 7 bulan. Beda bapak semua. Lha kok bisa? Uda tau pernah gagal, mungkin suaminya minggat atau yang lain, kok masih berani membina cinta yang akhirnya berbuah korban?

Secara psikologis, mereka yang keluarganya kurang harmonis seperti memilikiĀ  ” lubang besar di hatinya”. Mencari cinta kemana-mana. Dan jatuhnya ya ke lubang yang sama. Pernah liat kan wanita yang suami pertamanya pemabuk, trus pisah dan nikah lagi dengan pemabuk yang lain. Kadang ada yang bonyok dipukuli tapi tetap kembali juga ke orang yang sama?

Kadang trauma orang dewasa itu akibat trauma masa kecilnya yang disebabkan orang dewasa yang juga terluka batinnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *