Kekerasan Pada Anak

Hatiku selalu ngilu kalau membaca tentang kekerasan pada anak yang dilakukan orang tuanya. Orang tua yang seharusnya merupakan rumah paling aman bagi seorang anak, malah mereka pula yang menyayat-nyayat hati anak mereka.

Ada postingan di tiktok tentang 2 orang anak yang mengantarkan ayahnya ke panti jompo dengan catatan apabila ayah mereka menghembuskan nafas terakhirnya, mereka tidak perlu dikabari, langsung dimakamkan saja. Rupanya sang ayah menelantarkan anaknya saat mereka masih kecil dan ini menorehkan luka yang dalam.

Berapa banyak anak yang mengalami trauma di masa kecilnya? Anak yang sering dikasari dengan kata-kata, anak yang sering dipukul secara fisik sampai anak yang diabaikan dan dianggap beban.

Anak-anak ini ada yang menjadi sasaran kekesalan ibunya. Mungkin ayah si anak selingkuh dan kawin lagi. Atau ibunya pisah dengan ayahnya dan ibunya ini kawin lagi. Beragam masalah rumah tangga, anak lah yang sering jadi korban. Anaklah yang dianggap beban. Padahal secara waras kita pikirkan, apa seorang anak pernah minta dilahirkan? Apakah wajib punya anak? Saat anak hadir dan terjadi sesuatu yang salah, napa anak mesti ikut menanggung akibatnya, malah mereka yang jadi korban?

Trauma ini kadang berkembang jadi 2 hal, yang pertama dan amit-amit jangan terjadi, anak ini mungkin menganggap apa yang dialaminya itu hal yang wajar dan malah meneruskannya ke anaknya, ini imbasnya sungguh tak enak.

Yang kedua, anak tetap menyayangi ibunya terlepas dari apa yang dilakukan orang tua padanya. Dia mati-matian tidak membiarkan anaknya( generasi berikutnya) mengalami hal serupa. Ia selalu hadir untuk anaknya. Kalau ini yang terjadi, generasi berikutnya selamat.

Teruntuk orang tua yang syarafnya agak bergeser, mungkin kalian menganggap anak-anak itu beban. Harusnya kalian bersyukur memiliki anak-anak berhati baik dan kuat. Terlepas dari trauma yang berkali-kali kalian torehkan, anak-anak masih membuka pintu maafnya.

Jangan katakan anak itu durhaka kalau belum introspeksi diri. Sekolah pertama dari anak itu orang tua. Bila yang diajarkan itu buruk, mengapa berharap hal baik yang muncul? Sudah menelantarkan anak di masa kecilnya, eh saat tua dan sakit malah minta diurusi. Kalau anak menolak, cap “durhaka” langsung dihujamkan. Adilkah?

O ya…

30 hari pertama saya jadi ibu selesai dengan baik dengan sedikit syukuran

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *