Hari Pertama di rumah

Kuperhatikan dan kupandangi terus makhluk mungil yang kubawa pulang tadi. Masih tidur.

1 jam kemudian..

Masih tidur juga

1 jam lagi

Masih tidur juga

Bayi ini tidak lapar ya ? Kok tidur terus ya

Jam 5 sore tiba, masih tidur juga

Jam 6 sore, kulihat masih tidur juga. Dari sejak pulang jam 12-an, tidur terus. Apakah normalnya bayi memang seperti ini?

Jam 7 juga masih tidur.

Jam 8, Lala mulai membuka matanya. Kubuatkan susu, awalnya cm 2 sendok. 1 sendok susu itu dicampur 30 ml air, 2 sendok susu itu 60 ml air dan begitu seterusnya. 1 sendok susu itu bisa untuk mengganjal perut 1 jam.

Kupikir, karena sudah tidur 6-7 jam, pasti Lala lapar.

2 sendok susu habis dengan cepat. Kulihat kakinya menendang-nendang, mungkin mau susu lagi. Kubuatkan 2 sendok lagi, habis dengan cepat juga.

Setelah minum selesai, terdengar suara dari mulutnya seperti rengekan. Mungkin mau minta digendong. Kugendong sambil duduk. Lha kok makin kenceng suaranya.

Saya mulai menyanyikan lagu anak-anak. Lala memperhatikan dengan mata yang bulat. Mulutnya diam

Satu lagu demi satu lagu, sudah habis stok lagu. Saya mulai merasa capek dan duduk. Lala merengek lagi. Terpaksa kubawa jalan-jalan, lumayan juga jalan depan belakang rumah. Sambil nyanyi-nyanyi.

Apa perawat di rumah sakit juga begitu. Bayi di rumah sakit bukan 1 lo. Bagaimana kalau puluhan bayi semua minta digendong, dinyanyikan dan dibawa jalan-jalan ?

Sudah pukul 11.00 malam, saya sudah mengantuk, mata terasa berat tapi bayi ini masih melek.

O iya, baru ingat, dia sudah kenyang tidur. Apa mungkin dia beraksi di malam hari.

Cobaan apa lagi ini. Baru juga 5 hari jadi ibu, sudah tak kuat rasanya.

Kubuatkan lagi susu. Lala minum dengan cepat. Trus merengek mau dibawa jalan-jalan lagi. Sampai di jam 1 siang, kok rasanya enak la ya kalau bisa tidur sebentar. Sebentar aja.

Kubaringkan Lala. Awalnya diam dan mengamati keadaan, sebelum akhirnya mulai nangis. Makin lama makin keras suaranya. Padahal baru juga mau terlelap.

Setengah sadar, kuangkat lagi dia.

Trus, kuoper ke bapaknya. ” Saya mau tidur bentar.” Digendong bapaknya ke depan ke belakang, diayunkan tinggi kurang tinggi. Lala bukannya takut atau nangis, malah tertawa senang.

1 jam kemudian, kudengar ada yang menangis. Lala sudah diletakkan bapaknya dan bapaknya sudah ketiduran. Kulihat ada botol susu sudah terisi. Kupikir, tinggal dikasih ke Lala. Kok penuh ya?

Penuh sampai ke leher botolnya. Kucicipi susunya, kok terasa tawar.

” Berapa sendok?” kutanya suami. “2”, setengah sadar ia menjawab. ” Supaya kenyang, kubanyakkan airnya.” O…

Kenyang air mungkin maksudnya. Kubuka botolnya, kutambahi 2 sendok lagi. Kapasitas botol ini memang 4 sendok susu.

Setelah kutambahi 2 sendok lagi, Lala baru minum dengan lahap.

Selesai minum susu 4 sendok sekaligus, Lala tidur di jam 4 pagi. Lanjut ceritanya besok ya.

Legaaaah…. Akhirnya bisa tidur juga

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *