Tiap anak punya cerita sendiri-sendiri

Setiap kehamilan itu unik. Cerita kehamilan anak yang satu pasti berbeda dengan anak yang lain.

Saya sendiri punya 3 anak, 2 putri dan 1 putra. Anak pertama, Lala, lahir dengan caesar setelah tidak ada tanda-tanda mau lahir padahal air ketuban sudah kotor dan takut keracunan.

Anak kedua hadir 3 tahun setelahnya, hadir sebulan setelah keguguran. Jadi sebelumnya, saya pendarahan dan dokter menetapkan tanggal dimana saya akan dikuret. ” Minum obat ini 2 jam sebelum ke rumah sakit ya,” pesan dokter.

Saya juga tidak tanya itu obat apa itu. Sepulang dari pasar, selesai sarapan, saya minum obat itu dan tau apa yang terjadi?

Darah mengalir tak henti-henti, sampai 1 bungkus pembalut isi 8 yang biasa baru habis seminggu itu basah dalam waktu 30 menit. Saat ke kamar mandi, gumpalan-gumpalan darah dengan gampang meluncur turun. Siapa yang ga horor?

Secepat kilat langsung sampai ke Rumah Sakit Sundari dan bilang saya ada janji kuret. Karena sudah sampai rumah sakit, saya merasa aman dan tenang. Sebelum jam 9, dokter anestesi muncul dan bilang kalau spesialis kandungan akan datang bentar lagi. Ia menyuntikkan obat dan setelah mengucap ” Bismilah”, satu dua tiga empat lima, saya sudah tertidur.

Ini deep sleep, saya tidak tahu apa yang terjadi, saya bangun 2 jam kemudian dan kuret sudah selesai. Jam 12, saya boleh pulang. Karena habis banyak darah, saya merasa panas dingin. Besoknya agak mendingan.

1 bulan setelah itu, hamil anak kedua dengan posisi kepala normal, lahir caesar dengan berat 2.6kg.

Anak ini saat lahir tidak menangis, setelah ditepok tepok oleh dokter, terdengar suaranya 4x trus perawat secepat kilat memasukkannya ke inkubator, pasang oksigen dan infus.

Awalnya saya juga tidak tahu, sampai keesokan harinya saat adik saya muncul dan menunjukkan foto kalau anak kedua saya masuk inkubator. Siangnya saat dokter anak sibuk mencari keluarga bayi, saya turun pelan-pelan dari lantai dua ke kamar bayi dan bertanya ke dokter ada apa dengan anak ini? Dokter hanya bilang, ” Kita tunggu perkembangannya. Mungkin perlu rontgen paru dan jantung.”

Saya terdiam mendengarnya. ” O ya, Bu. Ibu ini siapanya bayi ini?”

“Mamanya, Dok.”

“Tapi mamanya kan operasi, ini baru hari kedua, kok bisa sampai sini, Bu.”

” Saya jalan pelan-pelan. Tadi pagi, adik saya datang dan memperlihatkan foto bayi di inkubator. Saya penasaran ingin tahu, Dok.”

3 hari setelah operasi, saya boleh pulang. Putri keduaku masih di inkubator. 2 hari setelahnya, datang telepon rumah sakit kalau bayi sudah boleh pulang. Saya tidak banyak tanya, langsung kuangkat pulang.

***

Kehamilan ketiga lain lagi ceritanya. Lanjut ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *