4 hari di rumah sakit, sudah sekitar 7 hari di rumah. Ini sudah hari terakhir Ibu Bidan datang memandikan Lala. Besok kita mesti mulai memandikan sendiri.
Selama 7 hari di rumah, hari-hari terasa panjang kalau malam tiba. Tapi terasa pendek kalau siang hari. Di siang hari banyak hal yang mesti kita lakukan. Lala bisa tidur sepanjang hari, sedangkan saya cuma bisa tidur beberapa jam.
Ada benarnya petuah yang mengatakan, ” Saat bayi tidur, kita pun ikut tidur,” supaya batere tetap penuh. Lagipula, tidak ada kegiatan mandi atau bersih-bersih yang menguras waktu. Syukur ada Mbak-mbak yang mencucikan semua baju dan bersih-bersih. Apalagi ketemu bayi yang jam tidurnya terbalik ya.
Mbak-mbak ini cukup baik. Seminggu sebelum Lala lahir, sudah mulai bantu bersih-bersih sarang laba-laba yang bertebaran satu rumah. Yang tidak perlu sudah dibuang-buang, walau masih banyak sih. Saya bukan orang yang senang bersih-bersih sampai suatu ketika saya menemukan sebuah buku yang membuat saya imunisasi vaksin bersih-bersih.
Buku ini sangat menginspirasi saya. Ini buku tentang dewa rezeki dan ada satu kalimat di buku ini tentang” Dewa Rezeki suka rumah yang bersih dan terawat. Singkirkan benda-benda yang sudah bolong atau pecah. Konon, benda yang bolong atau pecah itu energinya juga pecah,” Benda bolong ya termasuk baju bolong, sandal kaki bolong, panci bocor atau semua yang retak.
Percaya tidak percaya, saya mulai suka bersih-bersih dan membuang apa yang sekiranya sudah tidak diperlukan lagi. Herannya, makin dibersihkan makin banyak yang datang. Maksudnya gini, kita berikan baju-baju yang tidak terpakai, datang lagi baju-baju baru. Ada-ada aja rezekinya, gitu maksudnya.
Saya akui saya memang senang duit. Siapa sih yang tak suka, bedanya cuma di pengakuan aja kan. Kalau ada yang bilang dia tak suka duit, gampang aja.. Cukup bilang, ” Kalau gitu, transferkan saja semua duit yang kau benci itu ke rekeningku. Biar dia lenyap dari pandanganmu dan berguna bagi diriku.”
