Operasi Usus Buntu

Dari Rumah Sakit Restu Ibu pulanglah kami ke rumah.

Dengan cepat, saya susun baju ke dalam tas, buat susu dan bawa perlengkapan bayi. Lala yang masih tidur, kugendong pakai selendang. Kami menunggu becak mesin di simpang dekat rumah.

Pas mau naik becak, mertuaku pulang dan tanya kita mau kemana.

” Mau operasi, usus buntu pecah,” suamiku menjawab singkat.

Sesampai di rumah sakit, persiapan operasi langsung dilakukan. Tidak sampai 1 jam, suamiku sudah masuk ruang operasi dan saya menunggu di depan bersama Lala.

Saya hubungi mamaku dan bilang suamiku operasi usus buntu, minta tolong adikku bantu jaga rumah sakit.

Sudah 1 jam di ruang operasi, kok lama ya? Operasi yang katanya hanya 30 menit kok molor lama ?

Tak lama, pintu ruang operasi terbuka dan perawat memanggilku,” Dipanggil dokter, Bu.”

eh, buat apa ya ?

Muncul perawat yang lain, ” Mari Bu, saya gendong bayinya. Silahkan masuk.”

Saya masuk ruang operasi dengan masker dan penutup kepala. ” Gini, Bu. Ini usus buntu Bapak sudah pecah dan nanah dari usus buntu pecah ini sudah menyebar ke usus. Jadi kita mesti cuci usus ya Bu.”

” Dicuci dengan apa, Dok?”

“Dengan cairan ini ya, Bu,” tunjuk dokternya ke cairan khusus.

” Ya, Dok, yang terbaik aja, Dok,” saya kaget mendengar cuci usus.

” Baik, Bu. Boleh tunggu di depan ya,” perawat mempersilahkan saya menunggu di depan. Perawat ini juga yang membantu saya membereskan masker dan lain-lain.

Setelah Lala saya terima dari perawat, saya binggung sendiri. Kok bisa ya begitu? Lanjut ke

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *